Jumat, 28 Februari 2014

Pesona Sejarah Gedung Agung Jogjakarta

Istana Kepresidenan Yogyakarta yang juga disebut dengan Nama Gedung Agung terletak pusat kota Jogjakarta di ujung selatan jalan Akhmad Yani dan berhadapan dengan Museum Benteng Vredeburg,bekas benteng pertahanan jaman Belanda . 


Kompleks Istana menghadap ke arah timur dan dibangun di atas lahan seluas 43.585 M2.


Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
  
Click :  Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban

Nama Gedung Agung itu berkaitan dengan salah satu fungsi gedung utama istana, yaitu sebagai tempat penerimaan tamu-tamu Negara atau tamu-tamu agung lainnya. 

Gedung Agung ini merupakan salah satu istana dari keempat istana kepresidenan lainnya di Indonesia, yang memiliki peran amat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejak didirikan dua abad yang lalu hingga kini, Gedung Induk kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta tidak pernah berubah; bentuknya sama seperti ketika selesai dibangun pada tahun 1869. Gedung Agung terdiri dari beberapa bagian yang tidak banyak berubah. Terdiri dari gedung induknya yaitu Gedung Agung, dan juga wisma -wismanya seperti Wisma Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu, dan Wisma Saptapratala. 


Selain keempat wisma tersebut, sejak 20 September 1995, kompleks Seni Sono seluas 5.600 meter persegi yang terletak di sebelah selatan, yang semula milik Departemen Penerangan, kini menjadi bagian dari Istana Kepresidenan Yogyakarta. Ruangan Induknya disebut Ruang Garuda dan berfungsi sebagai ruang resmi penyambutan tamu negara atau tamu agung yang lain. Di ruangan ini pulalah kabinet Republik Indonesia dilantik tatkala ibu kota negara pindah ke Yogyakarta. 


Di sisi selatan Gedung Induk terdapat Ruangan Tidur Presiden beserta keluarga, sedangkan di sisi utara terdapat kamar tidur yang disediakan bagi Wakil Presiden beserta keluarga, dan bagi tamu negara atau tamu agung yang lain beserta keluarga. 


Di bagian depan kanan Gedung Induk terdapat ruangan yang diberi nama Ruang Soerdiman untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman dalam memimpin gerilya melawan Belanda. 


Dari Ruang Garuda ke arah belakang terdapat ruangan besar yang lain, yaitu Ruangan Jamuan Makan dan digunakan sebagai tempat jamuan makan bagi tamu negara atau tamu agung yang lain. Di belakang ruangan jamuan makan terdapat ruangan luas, yang berfungsi sebagai Ruangan Pertunjukan Kesenian. Bangunan lainnya adalah Wisma Negara yang dibangun pada tahun 1980. Wisma yang mempunyai 19 kamar ini untuk bermalam para menteri dan rombongan tamu negara. Selain Wisma Negara, terdapat Wisma Indraphrasta. 


Wisma ini merupakan wujud bangunan asli kantor Asisten Residen Belanda, penggagas awal didirikannya bangunan ini. Di kiri dan kanan belakang bangunan utama, di dekat Ruang Kesenian, adalah Wisma Sawojajar dan Wisma Bumiretawu. Wisma Sawojajar,di sebelah utara, disediakan bagi petugas atau rombongan staf Presiden atau tamu Negara. Sedangkan Wisma Bumiretawu disediakan bagi ajudan serta dokter pribadi Presiden atau ajudan dan dokter pribadi tamu negara. 


Wisma Saptapratala terletak di sebelah selatan, berseberangan dengan Wisma Bumiretawu . Wisma ini disediakan bagi petugas-petugas dan para anggota rombongan presiden atau tamu negara. Kompleks Seni Sono mulai dipugar tahun 1995 dan terdiri dari gedung auditorium, gedung tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni, gedung pameran dan perkantoran. Gedung yang digunakan sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni semula adalah bangunan kuno yang dibangun Belanda pada tahun 1911 dan terakhir digunakan sebagai kantor PWI / Antara. 


Di halaman depan Gedung Agung "dijaga" oleh dua buah patung besar Dwarapala yang juga disebut Gupala, masing-masing setinggi dua meter. Kedua patung ini berasal dari salah satu tempat di sebelah selatan Candi Kalasan. Selain itu juga ada monumen yang disebut Dagoba yang terbuat dari batu andesit setinggi 3 meter di depan Gedung Induk. Monumen itu berasal dari Desa Cupuwatu, di dekat Candi Prambanan. Orang Yogyakarta menyebut Monumen Dagoba sebagai Tugu Lilin karena bentuknya seperti seperti lilin yang senantiasa menyala.

Monumen itu melambangkan kerukunan beragama, yaitu agama Hindu Ciwa dan agama Budha: agama Hindu Ciwa dilambangkan dengan Lingga, yang menopang stupa sebagai lambang agama Budha. Istana kepresidenan Yogyakarta dirikan pada bulan Mei 1824. Awalnya adalah rumah kediaman resmi residen Belanda Ke-18 di Yogyakarta (1823-1825) yang bernama Anthonie Hendriks Smissaert, yang sekaligus merupakan penggagas atau pemrakarsa pembangunan gedung Agung. 
----------------------------------------------------------------------------------------------------


BreakSession :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan LangsungKLIK Linkdi bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :


OLeh-oleh Khas Tuban 

Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban 
Legenda Batu Gajah di Tanah Tuban

Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar 
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban 

Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban 
Nuansa Nostalgia Di Pantai Tasikharjo Tuban 
 
Rumah Kucing Di Lamongan 
Pesona Kuda Jingkrak di Tuban
Rumah Sakit Hantu Di Lamongan 
Foto Gus Dur di Kelenteng Boen Bio

Ikon Ala Nazi di Kelenteng Kwan Sing Bio

Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Rambu Ala Slankers Di Bojonegoro
Buah Kepel Sebagai Deodoran Alami

Nikmat dan Segarnya Es Dawet Siwalan
Indahnya Alun-alun Tuban di Malam Hari
Pesona Kesegaran Air Terjun Sri Getuk
Ribuan Ikan dan Kelelawar di Gua Ngerong
Gemerlap Istana Dalam Gua 
 
Museum Anak Kolong Tangga
Jangkar Bermata Empat Di Museum Kambang Putih
Pesona Keindahan Candi Prambanan
Pondok Pesantren Dalam Gua Yang Fenomenal
Minuman Legen Yang Nikmat dan Segar
Jejak Majapahit di Candi Jabung  
=================================================================


Arsitek Gedung Agung adalah A. Payen dan bentuk bangunan beraliran arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim Negara tropis. Pecahnya Perang Diponogero (1825-1830), yang oleh Belanda disebut Perang Jawa, mengakibatkan pembangunan gedung jadi tertunda. Musibah / gempa bumi terjadi dua kali pada hari yang sama, menyebabkan tempat kediaman resmi residen Belanda itu runtuh. 


Namun bangunan baru didirikan dan rampung pada tahun 1869. Bangunan inilah yang menjadi Gedung Induk Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta, yang kini disebut Gedung Negara. Sejarah juga mencatat bahwa pada tanggal 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi. Penguasa tertinggi Belanda bukan lagi residen, melainkan gubernur. 


Dengan demikian, gedung utama yang selesai dibangun pada 1869 tersebut menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta hingga masuknya pendudukan Jepang. Beberapa Gubernur Belanda yang mendiami gedung tersebut adalah J.E Jasper (1926-1927), P.R.W van Gesseler Verschuur (1929-1932), H.M de Kock (1932-1935), J. Bijlevel (1935-1940), serta L Adam (1940-1942). Pada masa pendudukan Jepang, istana ini menjadi kediaman resmi penguasa Jepang di Yogyakarta, yaitu Koochi Zimmukyoku Tyookan. 


Riwayat Gedung Agung itu menjadi sangat penting dan sangat berarti tatkala pemerintahan Republik Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta yang mendapat julukan Kota Gudeg tersebut resmi menjadi ibukota baru Republik Indonesia yang masih muda, dan istana itu pun berubah menjadi Istana Kepresidenan sebagai kediaman Presiden Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, beserta keluarganya. Pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948, Yogyakarta digempur oleh tentara Belanda di bawah kepemimpinan Jenderal Spoor. 


Peristiwa yang dikenal dengan Agresi Militer II itu mengakibatkan Presiden, Wakil Presiden, Perdana Menteri, beserta beberapa pembesar lainnya diasingkan ke luar Pulau Jawa, tepatnya ke Brastagi dan Bangka, dan baru kembali ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949. Mulai tanggal tersebut, istana kembali berfungsi sebagai tempat kediaman resmi Presiden. Namun, sejak tanggal 28 Desember 1949, yaitu dengan berpindahnya Presiden ke Jakarta, istana ini tidak lagi menjadi kediaman Presiden. 


Sebuah peristiwa sejarah yang tidak dapat diabaikan adalah fungsi Gedung Agung pada awalnya berdirinya Republik Indonesia (tanggal 3 Juni 1947). Pada saat itu Gedung Agung berfungsi sebagai tempat pelantikan Jenderal Soedirman, selaku Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu, selama tiga tahun (1946-1949), gedung ini berfungsi sebagai tempat kediaman resmi Presiden I Republik Indonesia. 


Sejalan dengan fungsinya kini, lebih dari 65 kepala negara dan kepala pemerintahan dan tamu-tamu negara, telah berkunjung atau bermalam di Gedung Agung itu. Tamu negara yang pertama berkunjung ke gedung itu adalah Presiden Rajendra Prasad dari India (1958). 


Pada tahun enam puluhan, Raja Bhumibol Adulyajed dari Muangthai (1960) dan Presiden Ayub Khan dari Pakistan (1960) berkunjung dan bermalam di gedung ini. Setahun kemudian (1961), tamu negara itu adalah Perdana Menteri Ferhart Abbas dari Aljazair. Pada tahun tujuh puluhan, yang berkunjung adalah Presiden D. Macapagal dari Filipina (1971), Ratu Elizabeth II dari Inggris (1974), serta Perdana Menteri Srimavo Bandaranaike dari Sri Langka (1976). Kemudian, pada tahun delapan puluhan, tamu negara itu adalah Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw dari Singapura (1980), Yang Dipertuan Sultan Bolkiah dari Brunei Darussalam (1984). 



Tamu-tamu penting lain yang pernah beristirahat di Gedung Agung, antara lain, Putri Sirindhom dari Muanghthai (1984), Ny. Marlin Quayle, Isteri Wakil Presiden Amerika Serikat (1984), Presiden F. Mitterand dari Perancis (1988), Pangeran Charles bersama Putri Diana dari Inggris (1989), dan Kepala Gereja Katolik Paus Paulus Johannes II (1989),Yang Dipertuan Agung Sultan Azlan Shah dari Malaysia (1990), Kaisar Akihito Jepang (1991), dan Putri Basma dari Yordania (1996). 

Kamis, 27 Februari 2014

China Digesa Bantu Mangsa Taufan


BEIJING – China perlu menghantar kapal perang ke Filipina sebagai sebahagian daripada usaha bantuan bencana taufan bagi menentang pengaruh Amerika Syarikat dan Jepun, lapor media tempatan semalam.

“Beijing dan Manila terbabit dalam perbalahan pertikaian pulau tetapi jika Filipina menolak cadangan penghantaran kapal perang itu, ia sekadar menunjukkan cara berfikir negara itu yang sempit dan tidak akan mendatangkan kerugian kepada China,” kata ruangan pojok Global Times semalam.

Lapan kapal bantuan Amerika Syarikat diketuai USS George Washington tiba di Filipina kelmarin membawa kelengkapan yang diperlukan, bekalan dan kepakaran kepada beribu penduduk yang hilang tempat tinggal dan dalam kelaparan berikutan taufan paling kuat dalam sejarah membadai Filipina.

Bagaimanapun sehingga kini tiada tanda China akan menghantar kapal hospitalnya yang terbesar di dunia Peace Ark, ke Filipina, sekali gus memberi isyarat sikap negara itu sendiri yang tidak begitu peka dengan keadaan semasa di Filipina.

Beijing boleh menghantar Peace Ark yang diiringi kapal perang jika penghantaran kapal pembawa pesawat terbarunya, Liaoning disifatkan sebagai sensitif.

China Khamis lalu berkata ia akan menyediakan tambahan AS$1.6 bilion (RM5.12 bilion) bantuan kepada Filipina terutama khemah dan selimut selepas mendapat kritikan berikutan bantuan awalnya yang mengumumkan derma sebanyak AS$100,000 (RM320,329), menyamai bantuan Palang Merah China.

Negara itu berhati-hati menghantar tentera ke luar negara sebelum ini disebabkan kurangnya keupayaan, pengalaman dan banyak lagi kebimbangan lain, kata lidah pengarah Global Times.

Tokyo menggandakan pakej bantuan kecemasannya kepada Filipina dan merancang menghantar sehingga 1,000 tentera ke zon bencana, pasukan operasi bantuan paling besar dalam satu masa dihantar ke luar negara oleh negara terbabit.

“Kita percaya China sepatutnya menghantar kapal perangnya ke Filipina juga,” kata Global Times yang rapat dengan Parti Komunis, sambil menambah bahawa langkah terbabit adalah ‘berniat baik.”

Pertikaian membabitkan pulau di Laut China Selatan di mana Beijing menuntut hampir keseluruhannya berlarutan selama beberapa tahun.

Manila berkata kapal China sejak setahun lalu menduduki Beting Scarborough yang turut dituntut negara itu, dan ia turut mempersoalkan sama ada akan turut menyambut baik kehadiran tentera laut China di perairan itu.

“Tentera Jepun dan Amerika Syarikat yang menjadi sebahagian usaha bantuan adalah elemen strategi Asia Washington di sebalik bantuan kemanusiaan itu,” kata akhbar terbabit dalam laporan berasingan. – AFP

Rabu, 26 Februari 2014

10 DJ Wanita Terseksi di Dunia

10. Jen Lasher
ANNAPOLIS, USA
Breaks




9. Reid Speed
LOS ANGELES, USA
Breaks, Drum n Bass




8. Miss Lisa
LOS ANGELES, USA
House




7. Miss Yetti
BERLIN, GERMANY
Electro




6. Sarah Main
SPAIN / US
House, Tech House




5. Annie Mac
LONDON UK
Breaks




4. Scarlett Etienne
SAN FRANCISCO / NEW YORK CITY, USA
House




3. Dj Lucca
CZECH REPUBLIC
Techno




2. Sandra Collins
LOS ANGELES, USA
Trance




1. Dj Rap
LOS ANGELES, USA
Drum n Bass, House




sumber

Senin, 24 Februari 2014

7 Kadal yang Aneh dan Unik


1. Australians Thorny Devil Lizard

2. Italian Wall Lizard

3. Armadillo Lizard

4. Indonesians Lizard

5. Black Amazonian Lizard

6. San Diego Lizard

7. Dragon Lizard
sumber

Minggu, 23 Februari 2014

Pulang Seorang Diri Gadis 19 Diperkosa

 21 Ogos 2013 

New South Wales - Seorang gadis di Lismore, New South Wales, Australia menjadi mangsa pemerkosaan. Gadis berusia 19 tahun ini diperkosa ketika berjalan pulang seorang diri.

Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (21/8/2013), mangsa sedang berjalan seorang diri di kawasan Magellan Street, Lismore, New South Wales pada Sabtu (17/8) tengah malam. Rupanya ada tiga lelaki yang mengekorinya.

Ketika dia sampai di perempatan jalan, ketiga lelaki  tersebut menghadangnya. Mereka meraba-raba dan memegang gadis tersebut. Kemudian salah satu pelaku mendekatinya dan memperkosanya.

Akibat insiden ini, menurut polis , mangsa mengalami trauma parah. Namun mangsa masih mampu menjelaskan ciri-ciri pelaku dengan detail kepada polis .

Secara terpisah, seorang lelaki lain yang tinggal berdekatan denagan lokasi kejadian mengaku sempat melihat perkelahian antara seorang wanita dan seorang lelaki di hujung jalan. Menurutnya, si wanita terlihat menangis dan si lelaki berbicara sambil berteriak.

"Saya keluar ke depan dan melihat pasangan berjalan di seberang jalan dan si lelaki bercakap dengan kuat kepada si wanita yang sedang terisak," ucapnya.

"Kami fikir itu hanya pertengkaran domestik biasa dan kami kembali masuk ke dalam rumah untuk menyaksikan pertandingan futbol," tambah lelaki yang enggan disebut namanya ini. Lelaki ini baru menyedari insiden yang terjadi ketika keesokan harinya polis mendatangi rumahnya dan menanyakan petunjuk.

Seorang penghuni lainnya, Kara Vandenbosch berkata, perempatan jalan yang menjadi lokasi kejadian memang memiliki penerangan yang sangat buruk. Jika ada kereta yang melintas di jalanan tersebut tidak akan dapat melihat apa yang terjadi.

Hingga kini polis  masih memburu ketiga pelaku.